Wednesday 15 January 2014

2013. Bagian masa yang mana yang terlewat olehku, Tuan?

Katakan. Karena aku tak menemukan.

#CeritaDariKamar Souvenir Belerang



Iya. Souvenir bentuka love ini terbuat dari belerang. Aku dapat ketika sedang trip ke Kawah Ijen Juni 2013 lalu bareng mas dan temen2. Iya, dibeliin mas. Hei, biasanya tidak pernah kita beli-beli begituan kalau sedang trip. Ini pun juga karena temen2 pada beli, jadi mas ikutan. Niatnya pun juga beliin keponakanku, si Banyu, tetapi kan anak kecil engga boleh dekat2 dengan belerang apalagi pegang2. Jadi, buat buliknya aja ya, sayang?

Sempat jadi pajangan di kamar kos dan sukses bikin pusing karena baunya. Masih baru kali, ya. Apa2 yang baru kan pasti berbau khas, enggak plastik, enggak baju, belerang pun.

Setelah pindah ke rumah, saya pajang di meja belajar bareng barang2 yang lain. Ehem..dari mas, man! Haha. Aku enggak pernah dikasih barang2 pajangan begituan sih ya, boneka, apa2 itu. Oya, aku engga pernah suka sama boneka. Hmm..dikasihnya cinta aja, halah.

Sekarang, bentuk lovenya sudah pecah. Auk, kurang hati2 pas beresin kamar. Ya semoga cinta kita, engga pecah juga sih.


Nah, kalau kalian travelling ke Ijen, jangan lupa beli yang beginian. Macem2 bentuknya; pesawat, bunga, binatang2, banyak lah. Harga? Yang kaya punyaku itu 10ribu, tapi kalau turis asing bisa sampai 85rb. Lumayan lah yang suka barang2 pajangan macem begitu.

Inuin.

Tuesday 14 January 2014

Kuta, hari ini.
Kita, 5 tahun silam.

Resolusi.

---------batas posting curhat------------

Resolusi blog:
1. Stop curhat.
2. Menulis rapi.
3. Setiap hari posting.
4. Ikut program blogger kekinian.


Disclaimer: Curhat disamarkan? BISA JADI. *self-toyor*

Inuin.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Sunday 5 January 2014

Sidang, lalu apa?


Kali ini, aku akan share soal langkah2 yang harus dilakukan setelah selesai sidang skripsi, khususnya untuk mahasiswa PGSD FIP UNY.

Pertama, selesai sidang jangan lupa minta Surat Keterangan Revisi ke subbag pendidikan. Surat ini untuk ditandatangani dewan penguji, yang menyatakan revisi sudah selesai.

Kedua, waktu revisi adalah sebulan. Biasanya, minggu pertama pasca ujian itu minggu males. Hati-hati. Inget deadline. Bimbingan ke dewan penguji (penguji utama dulu), sekalian bawa berkas2 yang harus ditandatangani. Biar nggak wira-wiri.
1. Surat keterangan revisi
2. Lembar pengesahan dan atau persetujuan (di kertas berlogo UNY) *yang banyak 7-8lembar lah.
3. Buat jurnal dan lembar persetujuan DPS

Ketiga, setelah revisi dewan penguji selesai dan acc. Segera revisi kajur, biasanya dikasih ttd kecil di lembar pengesahan yang semua dewan penguji sudah ttd.

Keempat, revisi subbag pendidikan. Milih staf yang enak, biar nggak reseh. Hehehe.

Kelima, setelah revisi semua beres.. Segera print dan jilid sesuai kebutuhan. Jurnal juga dijilid.

Keenam, tumpuk di subbag pendidikan untuk diantrikan pengesahan dekan. Biasanya sehari.

Ketujuh, setelah dapat pengesahan dekan, scan halaman pesetujuan, pernyataan dan pengesahan serta lembar persetujuan jurnal. Untuk kebutuhan pdf.

Kedelapan, buat cover dan label CD.
Convert pdf dan burn file skripsi dan jurnal yang sudah disisipkan lembar2 yang discan tadi.

Kesembilan, print syarat yudisium. Bisa di download web FIP UNY. Ada Surat Penyerahan Skripsi. Mintakan ttd dewan penguji, saat memberi berkas skripsi (hard/softcopy).

Kesepuluh, khusus subbag pendidikan dan perpus FIP ada checking. Semisal ada yang salah, disuruh ganti, pdf ulang. Kalau oke, nanti dikasih surat keterangan bebas perpus FIP.

Kesebelas, setelah urusan skripsi selesai. Urus syarat yudisium.
Di posting berikutnya ya? Hehehe.

Saturday 4 January 2014

(yang) ku pikir tak (akan) bisa.

Patah hati ini, ternyata sama saja.
Mengira tak akan bisa kembali berjalan normal, tapi nyatanya berjalan menjadi semudah ini lagi.
Mengira hanya akan sepi sendiri hingga ingin mati, nyatanya teras hati kembali ramai dikunjungi.
Mengira tak akan pernah bisa melupakanmu, nyatanya pesan singkat darimu mudah terlewat tanpa sempat terbalas.
Mengira akan tak pernah bisa menolak kehadiranmu lagi, ternyata dering telponmu mudah ku abaikan.
Berpikir tak akan pernah jatuh pada orang lain lagi selain kamu, nyatanya kini aku bahagia. Bersamanya.

Inuin.

#2

Sial. Aku segera mengalihkan pandangan ku ke papan proyeksi. Layar berganti slide, kali ini sampai pada sub point tentang market-demanding. Aku tidak bisa berkonsentrasi. Dari sudut mata, kulihat dia tersenyum, masih sambil mencatat di notesnya.

Aku tidak pernah melihatnya se-biasa ini. Tidak pernah. Dia akan selalu datang dengan sejuta keceriaan terpampang di wajahnya. Dengan tangan kesana-kemari menjaili semua yang dilewati. Membuat perempuan2 itu merajuk manja. Pemandangan membosankan setiap hari.

Tapi, hari ini, -apakah cuma aku atau teman2 yang lain juga sependapat, bahwa duta kebahagiaan mereka, terlalu terkendali? Dia datang hanya dengan langkah2 pelan tapi pasti, tersenyum malas, dan segera duduk. Oya, dia membuat catatan alih2 jahil menyela dosen, atau mencari-cari perhatian ke perempuan2 itu, membuat heboh.

Kemudian aku sadar, untuk memutuskan bahwa aku tidak peduli. Sampai saat secarik kertas dengan tulisan acak2an itu, tepat diletakkan di atas notesku. Satu kalimat sederhana di atasnya membuat aku menoleh, melihat dia mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.

Thursday 2 January 2014

#1

Sesaat aku terpaku dengan apa yang ku lihat lewat di depanku. Senyumnya? Aku sudah sangat terbiasa dengan sapa senyumnya itu. Senyum separo malas dan berkesan arogan, -seperti biasanya. Tapi bukan itu. Ada yang berbeda dengannya hari ini. Entah. Aku berpikir sesaat untuk mencari kata yang tepat, tapi apa. Ku amati dia yang kini sedang menatap serius ke depan, ke papan layar proyeksi yang aku yakin 100% tak dimengertinya, tapi seakan dia menikmati apa yang tertulis di sana. Bahkan sempat pula ia mencoret-coret sesuatu dengan snowmannya di buku notes. Penasaran, aku lirik sebentar dan waw.. dia mencatat. Perhatian, dia mencatat semua tulisan yang ada di layar proyeksi. Sesuatu yang mustahil dilakukannya. Aku perhatikan dia dari ujung sepatu sampai ujung rambutdengan cermat. Baru 128 detik kemudian, seperti benar-benar mendengar bunyi ‘klik’ di kepala ku, persis ketika dia menoleh dengan sebelah alis terangkat, -menanyakan sikapku, ku temukan kata yang tepat. Dia terlalu biasa. Ya. Hari ini.. dia.. terlalu.. biasa!


Inuin, repost wordpress. Semoga bakal ada #2.

2013 (yang terlewatkan)

2013; aku akan menuliskannya dalam hal2 yang teringat dalam otakku. Hal2 menyakitkan, menyedihkan, bahagia dan apa saja yang termemori.

1. Januari. Kegelisahan yang nyata. Beruntung, ditimpal euforia awal mulai mengerjakan skripsi.
2. Maret. Hari ke-15. Tak akan pernah aku lupa, tak akan bisa. Berada pada titik nol, atau minus? Aku cacat.
3. Maret. Stuck'nya skripsi lebih pada kesakitan yang amat . Lahir batin. Menjadi abnormal.
4. Akhir maret. Berurusan dengan aparat. Bukan aku. Tapi cukup menyita simpati.
5. April. Sepertinya banyak senyum.
6. Juni. Perjalanan ke Ijen Banyuwangi. Kita.
8. Juli. Pindah kost. Berdamai dengan kata 'pulang'. Tak pernah mudah.
9. Bulan puasa. Lebih banyak di rumah.
10. Hampir lebaran. Babak baru skripsi, proposal acc.
11. Agustus. Banyak di sekolah.
12. Oktober. Sidang skripsi.
13. Oktober. Gagal wisuda periode Desember.
14. Yudisium dan berhak S. Pd tertanggal 31 Desember 2013.

15. Mas sidang.

Time flies. 2013 tamat. Hanya untuk menyadarkanku bahwa tak banyak hal termemori. Apakah tak berkesan? Apakah tak begitu penting? Apa? Siapa? Bagaimana?

Ada hal2 yang aku lewati, ada hal2 yang tak mampu ku genggam.

1. Restu.
2. Bali.
3. Wisuda akhir tahun.

2014? Aku datang dengan mimpi lama.
1. Restu.
2. Kerjaan layak.
3. Kita.
4. Jarak. Antara kau dan aku yang mungkin akan mengulur jarak hingga ratusan kilometer, atau kita dengan masalalu yang justrumemotong mil2 jarak..
5. Bali.




Inuin, lengket. Krim malemnya kebanyakan.


Happy wedding, friend.

2014. Hari kedua.
Halooo.. Hepi nyu yier, everyone. Banyak ide nulis tentang apa2 yang saya alami hari2 akhir ini, tapi tidak sempat. Atau tidak menyempatkan. Malas. Internet hape yang tidak memungkinkan dan...biasanya milih tidur, daripada ng'draft postingan.

Um..okay. Pertama, mari saya tulis tentang hari ini. Karena anggap saja ini yang paling mungkin. Mudah.

Yup. Temen nikah. Temen dari kecil dan tinggal di seberang rumah. Untuk se'circle, ini penghabisan. Iya. Tinggal saya saja yang belum. Dan temen ini, yang goal tanpa 'isu murahan'. Salut. Padahal, dari sejarah percintaan, mungkin dia yang paling mungkin 'keblinger'. Eh, atau aku yang mudah ng'judge hm? abaikan kalimat sebelum ini . Tapi nyatanya dia yang paling bisa jaga sampai tamat. Congrats, dear.

Selamat berbahagia dengan suami, semoga samawa ya?? Amin.



Ini foto banyak yang tidak stanby, tapi ini yang paling jelas. Lainnya blur. Huh.


Inuin, sudah pakai krim malam.